Menilik Kerja Keras Pemerintah Pusat Dan Daerah Atasi Kendala Pembebasan Lahan PSN - Mading Indonesia

Post Top Ad

Menilik Kerja Keras Pemerintah Pusat Dan Daerah Atasi Kendala Pembebasan Lahan PSN

Menilik Kerja Keras Pemerintah Pusat Dan Daerah Atasi Kendala Pembebasan Lahan PSN

Share This

Bidikdata – Salah kendala klasik dalam pembangunan infrastruktur adalah pembebasan lahan untuk pembangunan. Termasuk didalamnya Proyek Strategis Nasional yang telah dicanangkan Pemerintahan Jokowi-JK. Salah satunya adalah rencana pembangunan bendungan Meninting di Desa Meninting Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Nusa Tenggara Barat.

Pemerintah Kabupaten Lobar sendiri telah menargetkan, pembebasan lahan proyek bendungan Meninting rampung April 2019. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lobar, Joko Wiratno mengaku, pihaknya masih menunggu peta bidang lahan yang tengah dikerjakan provinsi. Yakni Badan Pertanahan Nasional (BPN), maupun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

Proses lelang diperkirakan butuh waktu sekitar sebulan. Usai pelelangan dan penafsiran harga oleh jasa appraisal, barulah dilakukan pembayaran ganti rugi lahan oleh pemerintah pusat. “Begitu cair appresial, kita harapkan bulan April 2019 sudah mulai fisik,” sambungnya.

Terkait permintaan warga untuk disediakannya lahan relokasi baru, menurut Joko, hal itu bisa saja dilakukan. Hanya saja akan sulit menyesuaikan dengan keinginan masyarakat, mengenai lokasi relokasi yang ingin ditempati. Jika direlokasi, pihaknya harus kembali melakukan appraisal untuk lahan yang akan dibeli. “Itu akan dua kali kerja dan akan lama,” imbuhnya.

Pemkab pun lebih memilih untuk mengganti rugi lahan masyarakat. nantinya masyarakat bisa mencari sendiri lokasi untuk tempat tinggal barunya. “Lebih baik kita ganti rugi dengan uang. Apakah mau menetap di lokasi bersama-sama, mereka yang menentukan. Karena menghadapi keinginan beda-beda itu berat,” tegasnya.

Menurut rencana luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Bendungan Meninting mencapai 120 hektare yang mencakup wilayah Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunungsari; dan Desa Dasan Griya, Kecamatan Lingsar. Dari jumlah tersebut terdapat lahan negara seluas 40 hektare sehingga yang akan dibebaskan seluas 80 hektare.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II, Kementerian PUPR, Asdin Julaidy, menyebutkan pembangunan bendungan Meninting yang akan berjalan selama lima tahun (2018-2022) diperkirakan menelan biaya hingga Rp822 miliar.

Rencananya, Bendungan Meninting memiliki daya tampung 9,9 juta meter kubik dengan luas areal irigasi mencapai 1.559 hektare.

65 Bendungan

Sebelumnya disebutkan pemerintah berencana membangun lima bendungan di NTB dalam periode 2015-2019. Salah satunya adalah Bendungan Tanju yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Juli lalu. Bendungan dengan kapasitas 18 juta meter kubik ini diharapkan bisa mengairi sawah seluas 2.250 hektare.

Dua bendungan lainnya adalah Bintang Bano dan Mila yang masih dalam tahap konstruksi. Sedang dua sisanya adalah Beringin Sila dan Meninting yang konstruksinya diharapkan bisa dimulai tahun ini.

Selain lima bendungan tersebut, NTB telah memiliki 9 bendungan eksisting yakni Batujai, Mamak, Pengga, Tiu Kulit, Sumi, Gapit, Batu Bulan, Pelaperado dan Pandan Duri.

Secara nasional, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari 49 bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan. Dari jumlah tersebut, jingga kini sebanyak 9 bendungan sudah rampung dibangun. Lalu, 34 bendungan dalam tahap pelaksanaan, 14 bendungan akan dimulai tahun ini dan delapan lainnya akan dikerjakan tahun depan.

Penambahan bendungan menjadi salah satu target yang dibidik pemerintah untuk mendukung mimpi swasembada pangan. Pasalnya, dari jurnal bertajuk Dukungan Pembangunan Irigasi dan Lahan Kering Terhadap Kemandirian Pangan yang diterbitkan Litbang Kementerian Pertanian, disebutkan kondisi ketersediaan air untuk sawah sangat memprihatinkan.

Sistem irigasi secara nasional sebenarnya dapat mengairi total lahan sawah seluas 7,23 juta hektare pada 2010. Namun, sumber air irigasi waduk yang tersedia hanya mampu menjamin ketersediaan air untuk irigasi lahan sawah seluas 797.971 hektare atau 11%.

Suplai irigasi waduk tersebut tidak mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2014. Sementara, rencana pembangunan waduk hingga 2019 hanya mampu meningkatkan suplai irigasi waduk dari 11% menjadi 20% dari total area irigasi.

Sebaran pembangunan 65 bendungan dengan volume total 7,78 miliar meter kubik diperkirakan akan mengairi irigasi seluas 571.559 hektare.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages