Langkah Kooperatif Konstruktif Penting untuk Penyelesaian Konflik Papua - Mading Indonesia

Post Top Ad

Langkah Kooperatif Konstruktif Penting untuk Penyelesaian Konflik Papua

Langkah Kooperatif Konstruktif Penting untuk Penyelesaian Konflik Papua

Share This

Peristiwa kontak senjata aparat keamanan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua bukanlah sekali dua kali terjadi di daerah rawan konflik seperti di Intan Jaya.
Perulangan berbagai peristiwa sejenis seharusnya membuka mata berbagai pihak bahwa semua persoalan di Papua harus segera diselesaikan.
Menurut pandangan Ketua Pansus Papua DPD RI, Filep Wamafma mengatakan, konflik yang terjadi sesungguhnya merupakan letupan-letupan dendam akibat saling menyerang, saling menuding kesalahan, saling mempertahankan ego, baik pihak pemerintah, maupun pihak KKB. 
Untuk itu, pendekatan-pendekatan berkarakter militeristik, lanjut dia mengatakan sudah sepantasnya ditinggalkan, demikian juga halnya perlawanan yang bernuansa militer di Papua.
“Ini berarti, ada kepentingan lain yang lebih besar yang harus dilindungi, yaitu masyarakat sipil yang tidak ingin wilayahnya menjadi ajang pertumpahan darah, atau bahkan menyaksikan sendiri adanya pertempuran antara saudara sebangsa,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Ia pun menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa yang mendalam atas gugurnya para personel TNI dalam kontak senjata antara sekelompok orang yang diduga KKB yang menyerang Satgas TNI yang sedang bertugas di di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Selasa 17 Desember 2019 kemarin.
Dalam satu jam kontak senjata, dua personel TNI dari Nanggala 15, yaitu Lettu Inf. Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky meninggal dunia, setelah sempat dirawat akibat terkena tembakan.
“Saya berharap agar peristiwa serupa tidak terulang lagi,” kata Filep.
Ia menambahkan, persoalan semacam ini juga sejatinya membuka hati nurani semua orang bahwa nuansa kebencian sedang berakar dan berkembang di Tanah Papua.
Karena itu Filep meminta kedua belah pihak, TNI dan KKB, perlu menahan diri untuk memikirkan langkah-langkah konstruktif kooperatif, sehingga kedamaian di Papua dapat dirasakan. Hal itu, demi kedamaian rakyat sipil pula. 
“Meskipun tidak mudah, negara harus memastikan bahwa baik TNI maupun KKB harus duduk bersama dan bicara dari hati ke hati, tentang masa depan anak-anak Papua, tentang kedamaian yang seharusnya dirasakan di Papua,” ucapnya.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages