Jakarta, InfoPublik - Kerusuhan dan penyanderaan yang dilakukan oleh sejumlah narapidana terorisme di Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok berakhir. Polisi berhasil menguasai seluruh wilayah Mako Brimob dan membuat 155 napi teroris menyerah tanpa syarat.
Ini dilakukan setelah Polisi memberikan ultimatum kepada narapidana teroris sebelum menyerbu para tahanan. Dari total 155 tahanan, sebanyak 145 orang kemudian menyerah tanpa syarat, sedangkan 10 tahanan menyerah setelah dilakukan serbuan.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan memberikan apresiasi kepada seluruh anggota Polri yang berhasil menyelesaikan operasi ini.
"Saya juga menyampaikan Apresiasi penghargaan setinggi-tingginya kepada segenap anggota Polri yang telah menyelesaikan tugas Operasi Penanggulangan Terorisme sehingga situasi dapat terkendali," kata Budi Gunawan dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Kamis (10/5).
Menurut Budi Gunawan, kerusuhan di rutan Brimob secara teritorial adalah kerusuhan domestik dalam lingkup yang bisa dikendalikan dan tidak menimbulkan gangguan stabilitas keamanan nasional.

Namun demikian, terang dia, tindakan perlawanan narapidana dan tahanan tersangka terorisme tersebut mengirimkan pesan nyata bahwa terorisme adalah ancaman laten yang terus terjadi dan menuntut kerja sama semua pihak untuk menanganinya secara tegas dan tuntas.

BIN juga mengingatkan kepada semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan sebagai bagian dari cara efektif memperkuat ketahanan nasional.


"Banyak narapidana dan/atau teroris yang meninggal dalam penyergapan, mereka lahir dari cara berpikir dan cara pandang intoleran. Dari intoleransi yang dibiarkan tumbuh tindakan-tindakan radikal dan berujung pada tindakan terorisme. Oleh karenanya, kita tidak boleh memberikan ruang sekecil apapun bagi menguatnya intoleransi," tuturnya.


BIN juga mengajak kepada semua pihak untuk tidak mudah mempercayai informasi yang beredar dan diragukan validitasnya (berita bohong/hoax) terkait kejadian ini, kecuali bersumber dari otoritas Pemerintah yang bertanggung jawab dalam penanganan terorisme.


Demi menjaga ketahanan sosial bangsa Indonesia, ia berharap tak ada politisasi peristiwa kerusuhan ini untuk tujuan-tujuan politik pragmatis yang justru dapat memperkuat kelompok-kelompok intoleran, radikal, dan teroris.

"Mari sama-sama kita lawan segala bentuk tindakan terorisme untuk Indonesia yang Damai, Aman dan Sejahtera," ujar dia.

Sebelumnya, akibat kerusuhan ini ada lima orang anggota Polri gugur dan empat orang lainnya mengalami luka-luka setelah dianiaya oleh sejumlah narapidana teroris di Rutan Brimob Polri.