Prabowo-Sandiaga Uno Pecah - Mading Indonesia

Post Top Ad

Prabowo-Sandiaga Uno Pecah

Prabowo-Sandiaga Uno Pecah

Share This
Jakarta -Adanya orang-orang di kubu Paslon 02 yang terkesan mencegah Prabowo untuk melakukan rekonsiliasi justru dibantah oleh sikap Sandiaga Uno yang setuju bahwa pertemuan Prabowo dan Jokowi adalah hal yang penting dilakukan sebelum penetapan Pilpres.

Jokowi sendiri sebagai seorang pemimpin yang mementingkan persatuan bangsa sudah mengutus orangnya supaya bisa bertemu dengan Prabowo. Tetapi, hingga detik ini belum ada tanda-tanda Prabowo mau bertemu dengan Jokowi.

Untuk orang-orang dikubu Prabowo sendiri terkesan mencegah Prabowo untuk melakukan rekonsiliasi atau paling tidak bertemu dengan Jokowi di waktu dekat ini. Namun Sandiaga Uno yang notabene menjadi cawapresnya Prabowo dalam kontestasi pilpres saat ini, menekankan pentingnya Prabowo bertemu Jokowi secepatnya sebelum penetapan hasil pilpres.

“Setuju, sangat setuju (Prabowo bertemu Jokowi),” kata Sandiaga saat dimintai tanggapan di Gedung Senam, Jl Raden Inten, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2019).

“Iya (setuju),” terang Sandiaga saat ditanya apakah setuju jika pertemuan Prabowo-Jokowi digelar sebelum tanggal 22 Mei, atau hari penetapan rekapitluasi Pilpres 2019, seperti yang dilansir oleh detik.com.

Kubu internal Paslon 02/ BPN telah terjadi keretakan dan perbedaan pendapat. Hal ini terlihat ketika Sandiaga mengatakan bahwa Pemilu berjalan jujur dan adil namun dibantah oleh BPN dengan menggiring opini bahwa Pemilu saat ini sarat dengan kecurangan, meskipun tuduhan tersebut tanpa data yang dapat dibuktikan. Berbeda dengan Sandiaga Uno, BPN justru membuat pernyataan pertemuan sebelum penetapan pemengan itu gak ada urgensinya.

“(Pertemuan) sebelum 22 Mei 2019? Ya nanti dilihat situasinya. Waktunya kapan, nanti dilihat apakah sebelum atau sesudah 22 Mei. Kan itu masalah teknis. Prinsipnya pertemuan itu pasti terjadi nantinya. Kalau ingin merangkul pak prabowo, dalam konteks apa? Kalau sekarang harus bertemu, itu urgensinya apa?” ujar juru debat BPN Ahmad Riza Patria saat dihubungi detikcom, Sabtu (27/4/2019).

Meskipun secara halus, dilihat dari pernyataan BPN di atas, itu jelas suatu hal yang bertolak belakang dengan keinginan Sandiaga Uno sang cawapres yang diusung. Apakah itu menandakan keretakan dan saling tonjok di kubu Prabowo? Apalagi Sandiaga Uno pun mengatakan pemilu saat ini berjalan dengan jujur dan adil, beda dengan klaim Prabowo dan BPN yang cenderung menggiring opini bahwa pemilu saat ini sarat dengan kecurangan, meskipun tuduhan tersebut tanpa data yang dapat dipercaya.

Sandiaga Uno yang melawan arus dan bertolak belakang dengan kubunya sendiri meskipun halus sangat kental dengan menabuh genderang perang secara terbuka. Jika yang bertentangan antar anggota BPN itu wajar, tetapi jika yang bertentangan itu Capres dan Cawapres, itu yang saya rasa tidak wajar, karena idealnya mereka satu suara dan satu pemikiran. Apalagi jika yang bertentangan antara BPN dan cawapres, itu yang lebih gak masuk akal, karena adanya BPN itu untuk mendukung calon yang akan diusungnya.

Dari kejadian tersebut seperti menggambarkan bahwa dalam kubu Prabowo memiliki berjuta kepentingannya masing-masing, semua berjalan dengan agendanya masing-masing, tidak ada kesatuan pikiran.

Kita bisa bayangkan jikalau kubu Prabowo yang menang, negara ini kemungkinan besar menjadi gak karuan karena dalam kubu mereka gak bisa sejalan. Jika kita ingin membuat perumpamaan dengan mengibaratkan bangsa Indonesia adalah sebuah kapal, dan Presiden itu kaptennya, cawapres wakil kaptennya, sedangkan yang lainnya itu krunya, jika gak ada satu pikiran dalam menentukan arah tujuan kapal kita mau dibawa kemana, yang ada kita akan berhenti di tempat dan gak bergerak kemana-mana. Kita akan jauh ketinggalan dengan negara lain.

Perumpamaan saya di atas sebenarnya hampir mirip dengan pemerintahan di era SBY, ketika itu SBY ingin menarik subsidi BBM, tetapi karena itu keputusan gak popular maka PKS pun menolak dan gak menyetujuinya. Padahal hal itu sangat penting untuk mengalokasikan subsidi BBM untuk hal yang lebih produktif, tidak habis dibakar dan tak mempunyai pengaruh di masa yang akan datang. Karena gak satu pikiran, dan dipenuhi berjuta kepentingan, keputusan penting yang seharusnya diambil pada saat itu pun tidak dapat diambil. Pembangunan kita pun gak bisa melaju dengan cepat, padahal pembangunan adalah investasi jangka panjang untuk kita bisa melaju cepat mengejar ketertinggalan kita.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages