Ini Deklarasi Damai Warga Makassar, Tolak Politisasi Tempat Ibadah - Mading Indonesia

Post Top Ad

Ini Deklarasi Damai Warga Makassar, Tolak Politisasi Tempat Ibadah

Ini Deklarasi Damai Warga Makassar, Tolak Politisasi Tempat Ibadah

Share This

MAKASSAR – Puluhan ketua dan perwakilan Akademisi, ormas, okp, dan pergerakan mahasiswa berkumpul di warkop publik jalan Faisal Makassar untuk menggelar deklarasi pilkada damai dan berkualitas, deklarasi juga dihadiri perwakilan KPU Sulsel Dan bawaslu Sulsel yang digelar pada hari Rabu 07/03/18.
Adapun yang hadir diantaranya Perwakilan kpu Sulsel Asrar Marlang, Perwakilan Bawaslu Sulsel Asri Yusuf, perwakilan Akademisi kampus Arif Wicaksono, Budayawan Anis Kurniawan, LMPI Sulsel, KNPI Sulsel versi Yasir Mahmud, GP Ansor, Gema Inti, Pemuda Muslimin, GMNI sulsel,GMNI Kota Makassar, PMII Sulsel, PMKRI Kota Makassar, GMKI Kota Makassar, KAMMI Daerah Makassar, Senat Mahasiswa UIN Alauddin Makassar.
Hadir dalam deklarasi tersebut Asrar Marlang mewakili KPU Sulsel menyatakan bahwa Pilkada ini bukan sesuatu yang menyeramkan,Banyak hal yang dilakukan untuk mengawal pilkada damai dan berkualitas tugas kami di KPU adalah melayani rakyat menggunakan hak pilihnya, tentu juga politisasi agama dan tempat ibadah jangan sampai terjadi karna ini akan merusak jalan nya proses pilkada yang berkualitas, kampanye ini akan melewati bulan ramadhan tapi ini pasti tugasnya bawaslu dan harus mengawal ketat. Tapi tentunya kita semua harus mengawal ini karna penyelanggara juga terbatas.
Dalam Pemaparanya Arif wicaksono selaku akademisi mengatakan bahwa dipilkada serentak Masing masing punya dinamika dan punya cela, kita harus mencipkatan situasi politik yg bermartabat.
“Persoalnya bagaimana itu akan tercapai jika keterlibatan masyarakat dalam mensukseskan pilkada tidak mendukung sepenuhnya. pilkada ini akan damai jika ditandai dengan kesadaran masyarakat, selanjutnya elemen pemuda harus membangun sinergi dan relasi diantara tim sukses untuk mewujudkan pilkada damai,” jelas Atif Wicaksono.
Selanjutnya, Andi Nuralim ketua LMPI Sulsel menuturkan, di Sulsel tidak akan ada zona merah ketika penyelenggara tidak terjebak dalam dukungan ke salah satu kandidat.
“Dipilkada masyarakat harus dilibatkan, tentunya masyarakat punya ruang besar untuk terlibat, belum lagi ada persaingan dukungan dalam pilkada, dan pastinya juga ada pihak yang sengaja ingin merusak pilkada,olehnya itu LMPI akan menjadi garda terdepan jalanya pilkada sulsel yang aman dan berkualitas,” sambungnya.
Sementar, mewakili Bawaslu, Asri Anas menuturkan, jika pihaknya sudah melakukan pendekatan secara persuasif untuk meminimalisir konflik pillkada, terkait dengan ASN kita mengevaluasi secara ketat dan kita akan tindaki kalau ada ASN yg terlibat, money politic jika ada kandidat yang terbukti maka kita akan diskualifikasi.
“Kampanye ditempat ibadah kita juga kecam karna ini sangat rentan terjadinya konflik dilapangan. Orientasi kita untuk menghadapi pilkada mari lah kita menjadi perekat bangsa jangan mencederai persatuan kita,” tukasnya.
Kemudian, dari KNPI Sulsel Muhammad Kasman, menilai bahwa pemilu sebagai bagian dari demokrasi bangsa dan ini adalah pilihan warga Sulsel, sehingga dirinya berharap bahwa secara teknis semuanya sudah aman.
“Cuman dalam tataran pelaksana, pemuda harus terlibat bahwa kita disatukan dengan semangat kepemudaan kita. Kita jangan disekat kan dengan perbedaan pilihan karna pada dasarnya setelah selesai yang terpilih kita semua sama,” pungkasnya.
ketua GP ansor kota Makassar Muhammad Harun, jika GP Ansor Mengajak untuk sama sama mengawal pilkada, Pilkada pasti selalu ada potensi konflik yang terjadi.

“kalau potensi konflik ini tidak diredam maka pasti ada gejolak dan potensinya besar,persoalan politisasi agama dan kampanye ditempat ibadah ini sudah jelas melanggar UU No 10 2016 artinyabl tegas bahwa tempat ibadah jangan dijadikan ruang politis ini mencederai kesucian dari agama,” kata Harun.
Ketua PMKRI Kota Makassar Enrico Pribadi, Bahwa Pmkri Akan berpartisipasi Aktif dalam mengawal pilkada, kami menolak tempat ibadah dijadikan fasilitas kampanye politik.
Ketua GMNI Kota Makassar Indra Saputra mengatakan bahwa Akan mengawal ketat pilkada secara massif ,siap melawan isu sara yang bisa mencederai jalanya pemilukada,
Turur hadir juga Pemuda muslimin sulsel dimana dalam tanggapanta bahwa kini kita sudah terlibat aktif dalam agenda pendidikan politik di daerah untuk memberikan edukasi politik dan tolak politisasi sara.
Rusli Syafutra ketua Kammi daerah Makassar, mengharapkan, bagaimana proses ini berjalan dengan damai. Yang harus didorong yakni bagaimana para kandidat bisa komitmen, bukan karna kekuasaan saja.
Sementara, Bastian selaku ketua GMKI Cabang Makassar, potensi konflik itu terjadi jika kita gampang terprovokasi . Jangan sampai Nasionalisme kita tergaggu denhan kepentingan politik praktis, kami juga mengecam penggunaan fasilitas ibadah sebagai lokasi kampanye.
Humas Gema INTI Ronald menyatakan bahwa Pilkada pasti ada perbedaan, jangan sampai kita rusak karna beda pilihan jangan sampai isu dijakarta terulang disulsel, isu Sara dan agama itu sangat mudah dimainkan,jangan sampai itu merusak hubungan kita.
Ahmad Siradjjul mewakili PMII Sulsel, Bahwa PMII juga Sepakat dengan penolakn politidasi sara dan penggunaan tempat ibadah sebagai sarana kampanye, kami jugabberharap untuk sama sama menolak politik uang dipilkada.
Budayawan Muda Anis kurniawan mengatakan, semua harus terlibat dalam proses demokrasi, kita tidak usah terjebak dalam ranah konflik. Jargon kearifan lokal harus menjadi cerminan kita disulsel.

Sumber : http://sulsel.pojoksatu.id/read/2018/03/07/ini-deklarasi-damai-warga-makassar-tolak-politisasi-tempat-ibadah/

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages