KH Said Aqil Siroj: Pengibaran Bendera HTI Sistematis Provokasi - Mading Indonesia

Post Top Ad

KH Said Aqil Siroj: Pengibaran Bendera HTI Sistematis Provokasi

KH Said Aqil Siroj: Pengibaran Bendera HTI Sistematis Provokasi

Share This
Mading Indonesia – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merespons polemik pembakaran bendera saat pelaksanaan Apel Hari Santri Nasional 2018 di Garut, Jawa Barat. PBNU menilai ada upaya sistematis untuk memprovokasi acara tersebut.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, sebagai bentuk jaminan atas tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, segala bentuk usaha yang mengarah pada tindakan makar harus ditindak tegas.
Berdasarkan laporan Tim Pencari Fakta yang dibentuk PBNU, pengibaran dan pemasangan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di tempat Apel Hari Santri Nasional 2018 terjadi di hampir seluruh Wilayah Jawa Barat, seperti Sumedang, Kuningan, Ciamis, Banjar, Bandung, Tasikmalaya, dan lain-lain.
”Itu berarti ada upaya sistematis untuk melakukan infiltrasi dan provokasi terhadap pelaksanaan Apel Hari Santri Nasional 2018,” kata Said dalam konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta, Rabu kemarin.
Said menjelaskan, di berbagai tempat, bendera HTI berhasil ditertibkan dan diserahkan kepada aparat keamanan sesuai prosedur. Namun yang terjadi di Garut, anggota Banser menjadi korban dari provokasi dan infiltrasi dengan melakukan pembakaran bendera HTI di luar SOP yang sudah ditentukan.
”PBNU menyayangkan peristiwa pembakaran bendera dimaksud. Atas dasar itu, PP GP Ansor telah mengambil tindakan yang benar sesuai ketentuan dan mekanisme organisasi,” kata dia.
PBNU, lanjut Said, juga menyampaikan terima kasih kepada PP GP Ansor (Banser) yang tidak terprovokasi dengan melakukan tindakan kekerasan terhadap pengibar bendera HTI, baik secara verbal maupun fisik dengan mempersekusi.
”Kami menyayangkan aparat keamanan yang kecolongan dengan tidak melakukan tindakan terhadap pengibaran bendara organisasi terlarang (HTI),” kata dia.
Menurut Said, tindakan anggota Banser Garut tersebut didasari rasa cinta Tanah Air. Tidak ada landasan kebencian personal maupun kelompok, apalagi dimaksudkan untuk melecehkan atau menodai agama. Semangat untuk mencintai Tanah Air yakni landasan utama untuk mencegah gerakan-gerakan yang ingin mengganti konstitusi dan bentuk negara.
PBNU meminta seluruh pihak, terutama Nahdliyin untuk tidak terpancing dengan situasi ini. ”Meminta kepada semua pihak, utamanya warga Nahdliyin untuk menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi,” ujarnya.
Sumber : https://bidikdata.com/kh-said-aqil-siroj-pengibaran-bendera-hti-sistematis-provokasi.html

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages