Ditugasi Jokowi Berantas Radikalisme, Menag Diminta Sowan ke Ormas hingga Tokoh Agama - Mading Indonesia

Post Top Ad

Ditugasi Jokowi Berantas Radikalisme, Menag Diminta Sowan ke Ormas hingga Tokoh Agama

Ditugasi Jokowi Berantas Radikalisme, Menag Diminta Sowan ke Ormas hingga Tokoh Agama

Share This

JAKARTA - Presiden Joko Widodo resmi memilih Fachrul Razi menjadi Menteri Agama (Menag). Secara khusus, Jokowi memberikan tugas kepada Fachrul Razi untuk memberantas radikalisme yang marak terjadi.


Intelektual muda NU, Ubaidillah Amin Moch mengapresiasi tugas dari Jokowi untuk memberantas paham radikal. Terlebih dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, untuk pertama kalinya Menag dijabat oleh seorang Jenderal TNI.
Namun, Ubaidillah menyarankan Fachrul Razi untuk segera melakukan silaturahim dan konsolidasi dengan tokoh agama dan masyarakat. Tujuannya, Menag baru harus mampu merangkul berbagai agama dan ormas keagamaan di Indonesia.
"Saya kira itu bagus. Mencoba out of the box. Di Indoensia sebagian masyarakat pemeluknya muslim, apalagi bermacam-macam ormas keagamaan, sepatutnya bisa merangkul, dan mengayomi berbagai agama dan ormas keagamaan yang ada," kata Ubaidillah, Jumat (1/11/2019).
Dia menambahkan, silaturahmi dilakukan untuk membangun hubungan dengan berbagai lembaga keagamaaan, ormas keummatan dan lembaga dakwah lainnya. Menurut dia, silaturahim penting dilakukan untuk menerima segala aspirasi dari berbagai kelompok keagamaan di Idnonesia.
"Ini sangat penting. Tokoh agama, tokoh adat, adalah sosok yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat kita. Aspirasi dan masukan dari mereka adalah representasi aspirasi masyarakat secara umum," ujar Pengasuh Ponpes Annuriyah Jember itu.
Selain itu, Ubaid juga menjelaskan bahwa corak beragama di Indonesia memiliki banyak paham sehingga pemangku kebijakan (Menag) harus rajin untuk mendengar segala aspirasi dari berbagai kalangan.
Dia juga menyarankan Fachrul Razi untuk mendatangi ulama yang memiliki pesantren. Sebab, kata Ubaid, pesantren menjadi instrumen penting dalam membumikan pemahaman agama yang toleran.
"Pesantren adalah wadah penanaman pemikiran dan indoktrinasi dari banyak generasi muda Islam. Jika pesantren dan kiyainya mempunyai sikap yang bersahabat dengan pemerintahan, akan begitu juga dengan para santrinya," tutur dia.
Sementara Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU KH Robikin Emhas mengatakan, para ulama tidak habis pikir dengan keputusan Jokowi yang menunjuk Fachrul Razi, yang merupakan seorang jenderal purn untuk mengisi posisi Menag.
“Para kiai paham Kemenag harus berada di garda depan dalam mengatasi radikalisme berbasis agama. Namun para kiai tak habis mengerti terhadap pilihan yang ada. Para kiai sudah lama merisaukan fenomena terjadinya pendangkalan pemahaman agama yang ditandai merebaknya sikap intoleran," urai Robikin
"Lebih tragis lagi, bahkan sikap ekstrem dengan mengatasnamakan agama. Semua di luar kelompoknya kafir dan halal darahnya. Teror adalah di antara ujung pemahaman keagamaan yang keliru seperti ini,” tambahnya.
Menurut dia, sejak dulu NU sudah mengutarakan bahwa Indonesia sendang darurat radikalisme. Bahkan NU sudah menyatakan kondisinya juga sudah darurat narkoba dan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
“Karena kondisi dan daya destruksi yang diakibatkan, secara kelembagaan jauh waktu, NU tegas mengingatkan bahaya radikalisme itu. Bahkan NU menyatakan Indonesia sudah kategori darurat radikalisme, di samping darurat narkoba dan LGBT,” katanya.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan, selain tugas pokok seperti mengurus haji dan sertifikat galal, Fachrul Razi harus mengatasi radikalisme. Isu radikalisme beberapa tahun terakhir menghangat dan sampai sekarang masing berlanjut.
(fid)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages