Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin Mengubah Warna Darah - Mading Indonesia

Post Top Ad

Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin Mengubah Warna Darah

Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin Mengubah Warna Darah

Share This



Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin mengubah warna darah. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 3 Maret 2022.

Klaim vaksin mengubah warna darah tersebut menampilkan sebuah video yang membahas darah akibat divaksin Pfizer.

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim vaksin merubah warna darah dengan menanyakan ke dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD.

Dokter penyakit dalam dan vaksinolog tersebut menyatakan, informasi  vaksin mengubah warna darah hoaks.

"Hoaks," kata dr Dirga, saat berbincang dengan Liputan6.com.

Dalam artikel "Cek Fakta: Tidak Benar dalam Foto Ini Penampakan Darah yang Sudah dan Belum Divaksin Covid-19" yang dimuat Liputan6.com dilansir dari usatoday.com seorang ketua petugas layanan medis dari American Red Cross, Dr. Pampee Young, mengatakan, sebagai organisasi non-profit yang memberikan layanan donor darah, mereka tidak pernah melihat perbedaan warna darah pada orang yang telah divaksin Covid-19.

Ia juga mengatakan, warna pada darah tidak ditentukan dengan sudah atau belumnya seseorang menerima vaksin Covid-19, melainkan disebabkan karena beberapa faktor dari senyawa kimia yang dibawa oleh plasma, atau variasi oksigen, zat besi, lipid, dan sel darah merah.

Artikel juga menyebutkan bahwa sel darah merah pada tubuh mengandung hemoglobin yang membawa oksigen pada tubuh. Jika darah yang diambil merupakan darah yang menuju ke jantung, warnanya akan terlihat lebih gelap karena membawa sedikit oksigen.

Sedangkan, darah yang keluar dari jantung akan terlihat lebih cerah karena mengandung banyak oksigen. Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul “Fact Check-Differing colour shades of blood do not indicate whether someone has had a COVID-19 vaccine” yang dimuat oleh Reuters.com pada 22 September 2021.

Pada artikel tersebut, Dr Paul Strengers, konsultan di International Plasma and Fractionation Association, organisasi yang terlibat dalam pengumpulan darah dan plasma manusia di Amerika Serikat, mengatakan bahwa warna pada darah memang dapat bervariasi tergantung protein yang dikonsumsinya.

Selain itu, antibodi yang terkandung pada vaksin Covid-19 yang telah diterima tidak memiliki warna yang dapat memengaruhi warna darah pada tubuh.

Penelusuran dilanjutkan dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Il Dr Richard Fleming e i coaguli di sangue" yang dimuat situs butac.it, situs tersebut mengulas video yang identik dengan klaim.

Situs butac.it menyebutkan, sosok dalam video tersebut adalah Dr. Richard Fleming.

Penelusuran dilanjutkan dengan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Changes in Blood Color after Vaccination video Richard Fleming'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Fact Check: This Video By Dr. Richard Fleming Does NOT Prove Pfizer's COVID-19 Vaccine 'Attacks Human Blood, Creating Clots'" yang dimuat situs leadstories.com, pada 4 November 2021,

Artikel leadstories.com menyebutkan, konsensus para dokter yang bekerja dengan keahlian dalam mengobati COVID dan profesional laboratorium yang mempelajarinya tidak sesuai dengan pernyataan Fleming.

Misalnya, dalam Journal of Autoimmunity, penulis makalah Agustus 2021 tentang vaksin AstraZeneca dan Pfizer BioNTech menemukan bahwa meskipun AstraZeneca mendukung pembuatan gumpalan, vaksin Pfizer tidak. Makalah itu telah dikutip oleh penulis tujuh makalah lainnya, menurut National Library of Medicine, yang mengindeks satu juta judul.

Ditanya apakah pembuat obat telah mengamati masalah pembekuan yang terkait dengan vaksin COVID-nya, juru bicara Pfizer menjawab melalui email pada 4 November 2021:

"Tidak ada bukti yang menunjukkan klaim ini.

Pembekuan darah tidak ada dalam daftar CDC tentang kemungkinan efek samping serius dari vaksin Pfizer. Pembekuan ini dipantau untuk mengetahui apakah kejadian kesehatan yang merugikan beberapa pasien disebabkan oleh vaksin atau kebetulan, terjadi setelah vaksinasi tetapi karena alasan lain.

FDA dan CDC bertanggung jawab untuk tindak lanjut jangka panjang untuk mengawasi reaksi merugikan terhadap vaksin COVID. Informasi halaman web keamanan vaksin FDA tidak menyebutkan pembekuan sebagai efek samping potensial dari vaksin Pfizer."

Sumber:

https://leadstories.com/hoax-alert/2021/11/fact-check-this-video-by-richard-fleming-does-not-prove-pfizer-covid-19-vaccine-attacks-human-blood.html

https://www.butac.it/richard-fleming-coaguli-covid/

https://www.reuters.com/article/factcheck-coronavirus-blood-idUSL1N2QO0NK

https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/09/26/fact-check-covid-19-vaccines-dont-change-blood-color/5821288001/?fbclid=IwAR12zgaQbxFWC77ctkD1nFW3Jzdm2muMGvIICiwD6zp8urUjM2Dl9zz_RFA

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim vaksin mengubah warna darah tidak benar.

Video yang ditampilkan pada klaim tersebut telah dibantah, pernyataan seorang dalam video tersebut tidak sesuai, pembekuan darah tidak ada dalam daftar CDC tentang kemungkinan efek samping serius dari vaksin Pfizer.

Sumber

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages