Kanker Stadium 4 Koalisi Kardus Prabowo-Sandi Semakin Terdeteksi - Mading Indonesia

Post Top Ad

Kanker Stadium 4 Koalisi Kardus Prabowo-Sandi Semakin Terdeteksi

Kanker Stadium 4 Koalisi Kardus Prabowo-Sandi Semakin Terdeteksi

Share This
Kanker Stadium 4 Koalisi Kardus Prabowo-Sandi Semakin Terdeteksi
Kesolidan koalisi partai pendukung Capres/Cawapres No urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mulai dipertanyakan.
Tindakan akomodatif partai Gerindra terhadap aspirasi partai pendukung tampaknya tidak pernah terwujud.
Salah satu tanda-tanda keretakan koalisi adalah berbondong-bondongnya pengurus daerah dari partai pendukung Prabowo-Sandi berbelot dan menyatakan dukungan secara terbuka kepada Jokowi-Ma’ruf Amin.
Seperti contoh pengurus Partai Demokrat di Provinsi Papua, Pengurus DPW PAN Kalimantan Selatan dan banyak pengurus daerah kotamadya/kabupaten lainnya.
Juga tanpa basa-basi, caleg-caleg PAN di daerah yang notabene menggarap langsung akar rumput pendukung dengan terang-terangan menyatakan bahwa mereka tidak akan mungkin bisa berpartisipasi dalam pemenangan Prabowo.
Hal itu disebabkan konstituen masing-masing caleg tidak setuju dengan pilihan PAN.
“Di antara caleg kita yang berjuang di daerah, ‘mohon maaf ketum, mohon maaf sekjen. Tetapi di bawah, saya mungkin tidak bisa terang-terangan untuk berpartisipasi dalam pemenangan Pak Prabowo.
Karena konstituen saya tidak sejalan dengan itu. Jadi mohon maaf’.” (Eddy, Kompas)
Keputusan caleg-caleg PAN tersebut memang sangat masuk akal. Jika mereka mengampanyekan Prabowo, maka Gerindralah yang akan dapat keuntungan sangat besar.
Mereka rugi karena sudah tidak fokus pada pileg, masih harus menerima kenyataan pahit konstituennya beralih ke Gerindra.

Keretakan tersebut tentu sangat sesuai dengan sindiran Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir koalisi penantang Jokowi-Ma’ruf yang mendukung Prabowo Subianto sebagai ‘Koalisi Kardus Kosong’.
“Kalau kita Koalisi Indonesia Kerja. Di sebelah ‘Koalisi Kardus Kosong’ karena kan sudah dapat julukan kardus,” ujar Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir kepada detikcom, Kamis (9/8/2018).
Istilah ‘kardus’ ini muncul setelah Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief menyebut Prabowo sebagai ‘jenderal kardus’. Andi juga menuding Sandiaga Uno membayar PAN dan PKS Rp 500 Miliar agar bisa diterima sebagai cawapres Prabowo.
“Orang curiga kan kalau kardus, tapi sebenarnya isinya kosong,” kata Inas.
Anggota DPR itu lalu memberi alasan menyebut koalisi pro-Prabowo dengan sebutan ‘koalisi kardus kosong’. Inas menyebut koalisi Jokowi sudah terbukti bekerja untuk rakyat, sedangkan koalisi Prabowo belum memiliki bukti.
“Kalau kita sudah jelas Pak Jokowi sudah kerja, beda dengan mereka yang masih kosong. Belum bisa kerja, jadi kardus kosong,” tuturnya.
Seretnya pencairan Dana Kardus juga disebut-sebut mulai goyangnya dukungan partai pendukung kepada Prabowo-Sandi.
Sosialita media sosial Denny Siregar menuliskan dalam postingannya bahwa dari janji Rp 1 Triliun untuk masing-masing PKS dan PAN baru cair Rp. 70 Miliar saja.
Menurut Denny dana 1 Triliun tersebut sebagian besar dari investor yang biasa berhubungan dengan cawapres Sandi Uno, namun kenyataannya dana investor yang sering bermain hedge-fund tersebut semakin seret karena terbongkarnya kebohondan dan taktik busuk tim sukses Prabowo-Sandi sendiri.

Contoh kasus “penganiayaan” Ratna Sarumpaet yang merupakan lingkar inti tim sukses Prabowo-Sandi yang menggerus secara signifikan elektoral Prabowo-Sandi pada pemilih swing voters. Demikian juga gerakan massa Reuni 212 yang gagal total akibat kurangnya dana logistik untuk mengerahkan lebih banyak massa.
Blunder-blunder Prabowo dan Sandiaga Uno yang menghina warga Boyolali, tidak hormat pada makam pendiri NU dan berbagai “kesalahan teknis” lainnya dalam melakukan taktik propaganda seperti drama Pasar Pinang di Sumatera Utara semakin menyurutkan niat investor kakap dalam rangka membantu logistik pasangan Prabowo-Sandi.
Bila diibaratkan segala taktik busuk dan hoax yang terungkap tersebut adalah kanker stadium 4 yang menjadi diksi capres Prabowo sendiri.
Bagaimana nasib selanjutnya koalisi Prabowo-Sandi, koalisi kardus, koalisiHoax ? Meradang, hancur berantakan.
Adalah tidak mungkin suatu koalisi mampu berjalan dengan lancar mencapai target kalau tidak ada kekompakan. Kekompakan, yang mereka klaim selama ini, hanyalah penghibur diri agar tidak bunuh diri, meskipun akhirnya nyungsep sendiri.
Itulah sebabnya kalau salah satu partai dan capres Prabowo mau menang sendiri, untung sendiri dan jaya sendiri sementara partai lain dalam satu koalisi, terutama di daerah, hanya dapat kardus tanpa isi.
Bagaimanapun mereka harus segera menyelamatkan diri. Salah satunya menolak kampanyekan capres-cawapres usungan koalisi.
Gerindra memang terlalu licik dan serakah. Persis seperti strategi Prabowo, mencuri rumah yang sedang kebakaran.
Gerindra sedang mencuri suara dari partai koalisi pada saat yang sama partai-partai itu hanya merenungi nasib yang tak cukup hanya ditangisi. Caleg partai lain terancam tidak dapat kursi, sementara Gerindra mungkin akan melenggang sendiri.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages